TBC adalah penyakit yang menyerang sistem pernafasan pada manusia. TBC di sebabkan adanya kuman Mycobacterium Tuberculosis, pada penderita TBC dapat mengalami batuk serta dahak yang tidak kunjung reda.
TBC yang menyerang pada anak berbeda dengan TBC pada orang dewasa. TBC pada anak masih sulit untuk diidentifikasi dibandingkan dengan TBC pada orang dewasa. Di Indonesia menduduki peringkat ke-3 dunia dalam jumlah kasus TBC, dan sebanyak 10% dari seluruh kasus tersebut terjadi pada anak yang berusia 15 tahun.
Virus TBC dapat menular melalui udara atau percikan dahak, pada anak-anak memang sangat rentan untuk tertular penyakit TBC jika orang dewasa yang berada di sekitar mereka telah terinfeksi virus TBC. Gejala TBC pada anak memang sulit untuk diketahui, tidak semua gejala umum mengenai TBC yang ditunjukkan oleh anak menyatakan bahwa anak positif terkena penyakit TBC, hal inilah yang menyebabkan banyak anak-anak yang terserang virus TBC terlambat untuk ditangani.
Berikut ini ada beberapa gejala umum TBC pada anak :
1. Berat badan terus turun selama 3 bulan berturut-turut tanpa ada penyebab yang jelas, dan tidak naik dalam 1 bulan meskipun sudah mendapatkan penanganan gizi yang baik (failure to thrive)
2. Nafsu makan menurun
3. Mengalami demam tinggi tanpa sebab yang jelas, lalu sembuh kemudian demam lagi dan sembuh lagi selama beruang-ulang dalam jangka waktu yang relatif lama.
4. Perkembangan dan pertumbuhan anak terhambat atau bahkan tidak menunjukkan perkembangan.
5. Pembesaran kelenjar limfe dibawah kulit yang tidak sakit, biasanya paling sering tumbuh didaerah leher, ketiak dan lipatan paha (inguinal).
Perbedaan lain TBC yang menyerang pada anak adalah bahwa penyakit ini tidak menular kepada anak yang lain. Namun dapat dikatakan lebih menakutkan, karena Virus TBC yang menyerang anak sangat rawan untuk menyebar tak hanya di sekitar sistem pernafasan dari anak. Namun juga dapat menyerang tulang, mata dan juga otak. Jik asudah menyerang pada otak, maka anak dapat mengalami cacat, tidak dapat tumbuh dan berkembang dengan normal dan juga mengalami kesulitan jika bicara.
Untuk penanganannya hampir sama dengan orang dewasa. Anak dapat diberikan pengobtan dalam jangka waktu enam bulan. Hal lain yang perlu diperbaiki adalah kondisi lingkungan yang ada di sekitar anak, agar dapat lebih higienis dan menyehatkan bagi anak.
Sumber: Dokter Sehat